Nah, dibawah ini cerpen karya saudara ku, ceritanya ,, yaa lumayann .. hehe.
Selamat membaca ..
PERJUANGANKU
“Hemmm, sebentar lagi PKL akan dilaksanakan tapi uang buat bayarnya
belum ada,” gumam Naufal dalam hati.
“Woyy ngelamun aja lu, !” Denis mengagetkan.
“Ah elu Den ngagetin gua aja, udah tau ngelamun malah dikagetin .”
Kata Naufal sedikit kesal.
“Emangnya lagi ngelamunin apa sih, ko serius amat ? oh gua tau pasti loe
lagi ngelamunin Tania yaaaa ?“ Kata Denis sedikit menggoda.
“Ah elu sotoy lu, ngapain juga mikirin Tania kaga ada untungnya
kaleee” Kata Naufal sambil meninggalkan Denis.
Ya, itulah mereka Naufal dan Denis. Mereka bersekolah di SMK N 1
Jakarta, sekolah jurusan terfavorit di Jakarta. Mereka mengambil jurusan TKJ. Naufal
adalah anak yang pintar dia bisa bersekolah disekolah tersebut juga karena ada
program beasiswa Naufal juga termasuk anak yang kurang mampu, makanya dia ikut
beasiswa tersebut dan Denis adalah anak yang
serba berkecukupan, tapi dia tidak sombong dia juga bersekolah disekolah
tersebut.
Namun saat ini Naufal sedang dirundung kesedihan, dia sekarang sedang
memikirkan pembayaran uang untuk membayar PKL nya bulan Juli nanti. Tapi dia
tidak bercerita kepada temannya Denis bahwa dia sedang dalam kesusahan. Dia
tidak mau kalau dia terus ditolong oleh keluarganya Denis, Naufal ingin
berusaha sendiri untuk membayar uang PKL. Bel sekolah pun berbunyi, saatnya
Naufal dan yang lainya untuk pulang.
“Assalamualaikum, Naufal pulang Bu”
“Waalaikumsalam, eh sudah pulang ayo ikut makan siang dulu.”
“Iya Bu. Eemm Bu PKL kan sebentar lagi, Ibu sudah punya uang belum
buat bayarnya ? soalnya pembayarannya paling telat bulan depan Bu” kata Naufal
sedikit menunduk.
“Iyaa.. Ibu tau nak, tapi Ibu belum punya uangnya jualan juga
akhir-akhir ini sepi pembeli, tapi Ibu akan usahakan ” Kata Ibu Naufal sambil
tersenyum.
“Ah sudahlah Bu jangan dipaksakan, biarkan saja Naufal nggak usah ikut
PKL” kata Naufal sambil tertunduk lesu.
“Masa nggak ikut sih, kalau gak ikut nilai-nilai mu pasti akan
dipersulit kan ! Kamu mau kalau nggak naik kelas ? Kalau kamu ikut PKL siapa
tau perusahaan yang kamu tempati nanti bisa ngangkat kamu jadi karyawannya,
nanti kan kamu bisa bantu adik-adik kamu ngelanjutin sekolahnya”
Naufal pun hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata yang sering
diucapkan oleh ibunya itu.
Keesokan harinya..
“Bu Naufal berangkat dulu” seru
Naufal dari luar.
“Iya.. hati-hati dijalan ya..” kata
Ibu Naufal yang sedang mencuci piring.
Tiba-tiba saat diperjalanan menuju
sekolah Naufal bertemu Denis yang diantar oleh ayahnya menggunakan mobil.
Diajaklah Naufal oleh Denis. Didalam mobil tidak seperti biasanya Naufal hanya
diam seribu bahasa, paling kalau diajak ngobrol oleh ayahnya Denis atau Denis
Naufal berbicara.
Saat istirahat..
“Fal, loe ko diem aja sih tadi
dimobil dikelas juga, nggak kaya biasanya ! Loe ada masalah ya ?” kata Denis.
“Ah kepo lu, pengen tau urusan orang
aja”
“Eh gua bukanya kepo, gua kan
sahabat loe, makanya cerita kalo loe punya problem ”
“Sebenernya sih gua lagi mikirin gimana
caranya gua dapetin duit buat ntar bayar PKL”
“Ooh, gitu toh. Kenapa gak bilang
ama gua kalo loe lagi butuh duit ?”
“Emangnya loe itu ATM apa, yang biasa diambilin duitnya ! Gua itu gak
bilang karena gua gak mau repotin siapa-siapa apalagi elu, gua mau gua bisa
bayar PKL dengan tangan gua sendiri. Loe kan udah sering bantuin gua, dari dulu
malah semenjak loe tau gua serba kekurangan.”
Memang sedikit aneh ya, dua anak
cowo saling curhat-curhatan pas lagi istirahat. Eiitttsss jangan ngawur dulu,
sebenarnya mereka masih punya satu sahabat namanya Dita, tapi sayang dia pindah
sekolah pas naik ke kelas dua. Dia pindah ke Yogyakarta karena ayahnya
ditugaskan kerja disana, walhasil Dita dan keluarganya yang lain ikut pindah.
Tapi mereka Naufal dan Denis masih bermimpi ingin bertemu dengan Dita, meski
suka sms an tapi mereka ingin melihat wajahnya secara langsung setelah sekian
lama berpisah.
Saat pulang
sekolah..
“Mah nggak usah jemput, Denis pulang
nya jalan kaki aja bareng Naufal, mungkin agak sorean nyampe rumahnya” Kata
Denis dalam sms.
“Loe gak dijemput ?” ucap Naufal.
“Nggak” ucap Denis singkat.
Saat mereka tengah asyik ngobrol, diperjalanan
mereka melihat sosok seseorang yang mereka kenal.
“Dita” ucap Naufal
“Iya” saat menoleh “eh Naufal..
Denis..” Dita sedikit kaget
“Ngapain disini ?
“Harusnya kita yang ngomong begitu”
ucap Denis.
“Oh, ini aku lagi nganter mamaku
nengok temennya yang lagi sakit, yaa sekalian tadinya mau kerumah kalian tapii
ketemu disini”
“Nggak nyangka ya kita bisa ketemu
lagi, padahal dari dulu-dulu kita pengen ketemu kamu” Ucap Naufal
“Ngobrolnya ditaman deket sini aja
yu biar gak usah berdiri pegel, hehe” kata Denis
Saat ditaman..
“Ngomong-ngomong gimana keadaan
keluarga kalian ?” kata Dita.
“Alhamdulillah baik,“ jawab Naufal
dan Denis.
“Eh sebentar lagikan PKL, apa kalian
udah punya rencana buat PKL ntar ?”
“Belum sih, kita belum ada rencana apalagi
gua belum bisa bayar buat PKL ntar” ucap Naufal lirih.
“Loh ko bisa, loe kan pinter Fal
masa loe nggak ngelakuin sesuatu. Cari kerja sampingan ke atau apa ke yang bisa
menghasilkan uang”
“Nah itu dia masalahnya, gua gak
punya kenalan selain kalian, kalian tau kan gua tuh pemalu” kata Naufal.
“Kebetulan banget, mamaku punya
kenalan namanya Pak Tio dia usaha percetakan gitu, loe kan jago desain nah coba
aja siapa tau loe diterima, ntar kita anter deh mumpung besok Minggu” kata Dita
sambil tersenyum.
“Iya deh, gua coba” ucap Naufal
tersenyum.
Keesokan harinya Naufal dan dua
sahabat nya mendatangi tempatnya Pak Tio itu, dan benar saja dugaan Dita,
Naufal diterima kerja ditempat Pak Tio tersebut dan kebetulan Pak Tio itu
sedang mencari seseorang yang bisa mendesain sesuatu. Sampai akhirnya uang pun
terkumpul untuk membayar PKL.
Beberapa bulan kemudian akhirnya
Naufal bisa melaksanakan PKL ditempat yang sudah ia tentukan, bahkan benar saja
ucapan yang sering diucapkan oleh ibunya itu kejadian.
“Ibuuu, ibu Naufal punya kabar
gembira,” kata Naufal sambil berlari kedalam rumah.
“Ada apa sih Fal, ko kamu gembira
sekali,” ucap Ibunya
“Gini Bu, ternyata ucapan yang
sering ibu ucapkan dulu kejadian mungkin itu juga berkat do’a Ibu,” kata Naufal
bangga.
“Apa kamu tidak salah, Ibu tidak
mimpikan ?”
“Tidak Bu, ini sungguhan Naufal
diangkat menjadi karyawan tetap ditempat PKL yang Naufal tempati,” kata Naufal
sambil menatap Ibunya yang sudah tua.
“Alhamdulillah, ternyata do’a Ibu
dijawab oleh Allah nak” ucap Ibu Naufal sambil meneteskan air mata dan memeluk
Naufal.
Dari situlah Naufal menjadi anak
yang sukses disekolahnya, bahkan dia mendapatkan penghargaan dari sekolahnya
karena dia adalah siswa satu-satunya yang bisa mendapatkan pekerjaan diusianya
yang masih muda.
~TAMAT~