Rabu, 08 Mei 2013

Contoh Cerpen Kedua ..


Nah, dibawah ini cerpen karya saudara ku, ceritanya ,, yaa lumayann .. hehe.
Selamat membaca ..

PERJUANGANKU


“Hemmm, sebentar lagi PKL akan dilaksanakan tapi uang buat bayarnya belum ada,” gumam Naufal dalam hati.
“Woyy ngelamun aja lu, !” Denis mengagetkan.
“Ah elu Den ngagetin gua aja, udah tau ngelamun malah dikagetin .” Kata Naufal sedikit kesal.
“Emangnya lagi ngelamunin apa sih, ko serius amat ? oh gua tau pasti loe lagi ngelamunin Tania yaaaa ?“ Kata Denis sedikit menggoda.
“Ah elu sotoy lu, ngapain juga mikirin Tania kaga ada untungnya kaleee” Kata Naufal sambil meninggalkan Denis.
Ya, itulah mereka Naufal dan Denis. Mereka bersekolah di SMK N 1 Jakarta, sekolah jurusan terfavorit di Jakarta. Mereka mengambil jurusan TKJ. Naufal adalah anak yang pintar dia bisa bersekolah disekolah tersebut juga karena ada program beasiswa Naufal juga termasuk anak yang kurang mampu, makanya dia ikut beasiswa tersebut  dan Denis adalah anak yang serba berkecukupan, tapi dia tidak sombong dia juga bersekolah disekolah tersebut.
Namun saat ini Naufal sedang dirundung kesedihan, dia sekarang sedang memikirkan pembayaran uang untuk membayar PKL nya bulan Juli nanti. Tapi dia tidak bercerita kepada temannya Denis bahwa dia sedang dalam kesusahan. Dia tidak mau kalau dia terus ditolong oleh keluarganya Denis, Naufal ingin berusaha sendiri untuk membayar uang PKL. Bel sekolah pun berbunyi, saatnya Naufal dan yang lainya untuk pulang.
“Assalamualaikum, Naufal pulang Bu”
“Waalaikumsalam, eh sudah pulang ayo ikut makan siang dulu.”
“Iya Bu. Eemm Bu PKL kan sebentar lagi, Ibu sudah punya uang belum buat bayarnya ? soalnya pembayarannya paling telat bulan depan Bu” kata Naufal sedikit menunduk.
“Iyaa.. Ibu tau nak, tapi Ibu belum punya uangnya jualan juga akhir-akhir ini sepi pembeli, tapi Ibu akan usahakan ” Kata Ibu Naufal sambil tersenyum.
“Ah sudahlah Bu jangan dipaksakan, biarkan saja Naufal nggak usah ikut PKL” kata Naufal sambil tertunduk lesu.
“Masa nggak ikut sih, kalau gak ikut nilai-nilai mu pasti akan dipersulit kan ! Kamu mau kalau nggak naik kelas ? Kalau kamu ikut PKL siapa tau perusahaan yang kamu tempati nanti bisa ngangkat kamu jadi karyawannya, nanti kan kamu bisa bantu adik-adik kamu ngelanjutin sekolahnya”
Naufal pun hanya bisa tersenyum mendengar kata-kata yang sering diucapkan oleh ibunya itu.
Keesokan harinya..
            “Bu Naufal berangkat dulu” seru Naufal dari luar.
            “Iya.. hati-hati dijalan ya..” kata Ibu Naufal yang sedang mencuci piring.
            Tiba-tiba saat diperjalanan menuju sekolah Naufal bertemu Denis yang diantar oleh ayahnya menggunakan mobil. Diajaklah Naufal oleh Denis. Didalam mobil tidak seperti biasanya Naufal hanya diam seribu bahasa, paling kalau diajak ngobrol oleh ayahnya Denis atau Denis Naufal berbicara.
Saat istirahat..
            “Fal, loe ko diem aja sih tadi dimobil dikelas juga, nggak kaya biasanya ! Loe ada masalah ya ?” kata Denis.
            “Ah kepo lu, pengen tau urusan orang aja”
            “Eh gua bukanya kepo, gua kan sahabat loe, makanya cerita kalo loe punya problem ”
            “Sebenernya sih gua lagi mikirin gimana caranya gua dapetin duit buat ntar bayar PKL”
            “Ooh, gitu toh. Kenapa gak bilang ama gua kalo loe lagi butuh duit ?”
“Emangnya loe itu ATM apa, yang biasa diambilin duitnya ! Gua itu gak bilang karena gua gak mau repotin siapa-siapa apalagi elu, gua mau gua bisa bayar PKL dengan tangan gua sendiri. Loe kan udah sering bantuin gua, dari dulu malah semenjak loe tau gua serba kekurangan.”
            Memang sedikit aneh ya, dua anak cowo saling curhat-curhatan pas lagi istirahat. Eiitttsss jangan ngawur dulu, sebenarnya mereka masih punya satu sahabat namanya Dita, tapi sayang dia pindah sekolah pas naik ke kelas dua. Dia pindah ke Yogyakarta karena ayahnya ditugaskan kerja disana, walhasil Dita dan keluarganya yang lain ikut pindah. Tapi mereka Naufal dan Denis masih bermimpi ingin bertemu dengan Dita, meski suka sms an tapi mereka ingin melihat wajahnya secara langsung setelah sekian lama berpisah.
Saat pulang sekolah..
            “Mah nggak usah jemput, Denis pulang nya jalan kaki aja bareng Naufal, mungkin agak sorean nyampe rumahnya” Kata Denis dalam sms.
            “Loe gak dijemput ?” ucap Naufal.
            “Nggak” ucap Denis singkat.
            Saat mereka tengah asyik ngobrol, diperjalanan mereka melihat sosok seseorang yang mereka kenal.
            “Dita” ucap Naufal
            “Iya” saat menoleh “eh Naufal.. Denis..” Dita sedikit kaget
            “Ngapain disini ?
            “Harusnya kita yang ngomong begitu” ucap Denis.
            “Oh, ini aku lagi nganter mamaku nengok temennya yang lagi sakit, yaa sekalian tadinya mau kerumah kalian tapii ketemu disini”
            “Nggak nyangka ya kita bisa ketemu lagi, padahal dari dulu-dulu kita pengen ketemu kamu” Ucap Naufal
            “Ngobrolnya ditaman deket sini aja yu biar gak usah berdiri pegel, hehe” kata Denis
Saat ditaman..
            “Ngomong-ngomong gimana keadaan keluarga kalian ?” kata Dita.
            “Alhamdulillah baik,“ jawab Naufal dan Denis.
            “Eh sebentar lagikan PKL, apa kalian udah punya rencana buat PKL ntar ?”
            “Belum sih, kita belum ada rencana apalagi gua belum bisa bayar buat PKL ntar” ucap Naufal lirih.
            “Loh ko bisa, loe kan pinter Fal masa loe nggak ngelakuin sesuatu. Cari kerja sampingan ke atau apa ke yang bisa menghasilkan uang”
            “Nah itu dia masalahnya, gua gak punya kenalan selain kalian, kalian tau kan gua tuh pemalu” kata Naufal.
            “Kebetulan banget, mamaku punya kenalan namanya Pak Tio dia usaha percetakan gitu, loe kan jago desain nah coba aja siapa tau loe diterima, ntar kita anter deh mumpung besok Minggu” kata Dita sambil tersenyum.
            “Iya deh, gua coba” ucap Naufal tersenyum.
            Keesokan harinya Naufal dan dua sahabat nya mendatangi tempatnya Pak Tio itu, dan benar saja dugaan Dita, Naufal diterima kerja ditempat Pak Tio tersebut dan kebetulan Pak Tio itu sedang mencari seseorang yang bisa mendesain sesuatu. Sampai akhirnya uang pun terkumpul untuk membayar PKL.
            Beberapa bulan kemudian akhirnya Naufal bisa melaksanakan PKL ditempat yang sudah ia tentukan, bahkan benar saja ucapan yang sering diucapkan oleh ibunya itu kejadian.
            “Ibuuu, ibu Naufal punya kabar gembira,” kata Naufal sambil berlari kedalam rumah.
            “Ada apa sih Fal, ko kamu gembira sekali,” ucap Ibunya
            “Gini Bu, ternyata ucapan yang sering ibu ucapkan dulu kejadian mungkin itu juga berkat do’a Ibu,” kata Naufal bangga.
            “Apa kamu tidak salah, Ibu tidak mimpikan ?”
            “Tidak Bu, ini sungguhan Naufal diangkat menjadi karyawan tetap ditempat PKL yang Naufal tempati,” kata Naufal sambil menatap Ibunya yang sudah tua.
            “Alhamdulillah, ternyata do’a Ibu dijawab oleh Allah nak” ucap Ibu Naufal sambil meneteskan air mata dan memeluk Naufal.
            Dari situlah Naufal menjadi anak yang sukses disekolahnya, bahkan dia mendapatkan penghargaan dari sekolahnya karena dia adalah siswa satu-satunya yang bisa mendapatkan pekerjaan diusianya yang masih muda.
~TAMAT~

Contoh Cerpen " Lili dan Seekor Kucing"

Dibawah ini adalah contoh cerpen yang dibuat oleh teman saya, semoga cerpen ini bisa dijadikan acuan atau referensi buat pembaca.

"LILI DAN SEEKOR ANAK KUCING"

Pada suatu hari Lili dan teman-temannya pergi bermain ke lapang seperti biasa mereka bermain sepedah mengelilingi lapangan. Hari pun sudah sore lili dan teman-temannya beranjak pulang kerumah dan meninggalkan tempat mereka bermain. Tiba-tiba dijalan lili dan teman-temannya melihat seekor anak kucing yang sangat kotor dan bau. Lili dan temannya pun berhenti
     “Hiiiiii......lihat kasihan sekalih anak kucing itu”. (turun dari sepedah dan mengusap kepala anak kucing itu)
     “Miiiieeeeoooonnnggggggg.....
     “Lili kucingnya mengeeoooonnggg lucu sekalih tapi sayang bulunya sangat kotor dan bau ”. (sahut temannya lili)
     “Dan sepertinya anak kucing itu sangat kelaparan, sungguh kasihan”. (tambah silva temannya)
     “Iya teman-teman akan ku bawa pulang kucing ini dan aku janji akan merawatnya”. (membawa dan meletakan kucing itu dikeranjang sepedahnya)
     “Miiiieeeooooonnngggggg....
Dan saat itu lili membawa anak kucing kerumahnya. Sesampainya dirumah  lili sempat ditanya oleh bibi alya.
     “Na kenapa kamu bawa anak kucing itu kerumah, lihat kotor sekalih dia”.(tanya bibi heran)
     “iya bi.......kan nanti lili bersihkan”. (masuk dan membawa anak kucing itu kekamar mandi)
Setelah selesai memandikan anak kucing itu lili memberi nama Wolla. Lili sangat senang bisa bermain dengan wolla anak kucing itu dan setiap dia bermain dengan teman-temannya dia selalu membawanya.
Pada saat lili pergi kesekolah wolla selalu ditinggalkannya dirumah. Dan pada suatu hari wolla keluar dari rumah tanpa sepengetahuan lili, bibinya sangat kebingungngan mencari wolla yang pergi keluar rumah karena bibinya takut lili marah padanya.
     “Bibi,? Aku lapar...oh ya mana Wolla ko dari tadi aku belum melihatnya?”. (bertanya dan duduk dimeja makan)
     “Iya na kemarin bibi mencarinya tapi wolla ngga ada dikamar mu”. (menyajikan makanan dan sedikit kebingungngan)
     “Apa bi? Ko bibi ngga bilang kalau wolla ngga ada dari kemarin”. (pergi kekamar dan mengganti baju)
     “Bibi cuman takut kamu marah na”. (hmm)
     “Udah bi,,,.....lili ngga marah ko tenang saja, lili mau pergi dulu cari wolla”. (keluar dari rumah)
     “iya na hati-hati yah dijalannya”. (menyapanya)
     “kamu seperti ibu mu na orangnya penyayang”. (berkata dalam hatinya)
Lili bertanya kepada teman-temannya dan tidak ada satupun temannya yang melihat wolla dia semakin gelisah dan takut jika wolla dalam bahaya karena dikomplek perumahannya  banyak yang memelihara anjing.  Setiap hari lili mencari wolla dan tidak menemukannya hati dia sangat kecewa. Tetapi pada saat lili berhenti (istirahat sejenak) mencari wolla seharian, dia melihat seekor anak kucing di ujung komplek perumahannya, lili langsung beranjak dan menaiki sepedahnya, lalu mendekati anak kucing itu dan ternyata itu wolla hati lili pun senang dan langsung membawa wolla pulang. Tiba-tiba ada sebuah mobil yang melaju sangat cepat sedangkan lili tidak tahu mobil itu ada tepat dibelakangnya,  kemudian lili menyebrang dan mobil itu hanya menabrak keranjangnya, mereka berduapun terjatuh.
     “Aduh sakit.....”. (merintih kesakitan)
     “Mieooooongggggggg....”. (wolla mengeong)
Dan mobil yang menabrak lili pun berhenti kemudian orangnya turun dan menghampirinya.
     “Ya ampun maaf na bapak tidak punya maksud untuk menabrak kamu tapi barusan mobil bapa remnya blong”. (mengusap kepala Lili)
     “Iya pak tidak apa-apa ko”. (berdiri dan membawa wolla)
     “Oh ya nak rumah kamu dimana biar bapak antar kamu pulang”. (mengajak lili ke mobil)
     “Sudah dekat ko pak tidak apa-apa saya bisa pulang sendiri”. (lili pun pergi meninggalkan bapak tadi)
     “Hati-hati nak”. (berdiri dan menatap lili)
*****
Setiap hari Lili selalu membawa wolla kemana pun dia pergi dan ternyata orang yang menabrak lili dibeberapa hari yang lalu mereka adalah orang tuanya lili.
Dulu lili dititipkan dirumah bibi dan pamannya sedangkan kedua orang tua lili pergi keluar negri untuk melanjutkan pekerjaannya yang telah dirintis sejak dulu. Kini lili dan keluarganya hidup bahagia dirumah kesayangan tak lupa wolla kucingnya pun ikut bahagia...

TAMAT

Reni Rahma Wati
XI - MULTIMEDIA 1